Sabtu, 28 Mei 2011

Identitas Kota SOLO melalui pariwisata


Di Solo kita dapat menjumpai banyak objek wisata, dari berkunjung ke situs peninggalan sejarah seperti di Keraton Solo atau kita dapat melihat aneka budaya Solo seperti pagelaran wayang orang atau pun wayang kulit di Sriwedari. Jika ingin berbelanja aneka kebutuhan sandang, maka jangan sampai anda melewatkan tempat yang satu ini, yaitu pasar Klewer, pasar yang menjual aneka baju, celana, kain batik dan pernak - pernik yang lain dengan harga yang jauh lebih murah dibanding dengan toko - toko lain yang menjualnya, sangat lengkap dan area pasarnya yang besar, menjadi pusat perkulakan aneka sandang terbesar se - Jawa Tengah. Seperti museum pada umumnya, Museum Radya Pustaka menyimpan koleksi barang - barang antik peninggalan sejarah dan berbagai alat musik kuno. Tidak hanya itu, untuk menghilangkan kepenatan setelah berhari - hari bekerja keras, marilah kita sedikit bersantai dengan melancong ke tempat wisata alam seperti Jurug, disana ada pemandangan sungai Bengawan Solo yang terkenal itu, juga ada kebun binatang Taman Satwa Taru Jurug, tempat penangkaran hewan - hewan yang dilindungi. Sekitar 50 kilometer kearah timur Solo kita akan menemui objek wisata alam yang sangat indah yaitu Tawangmangu, ada Grojogan Sewu yang terletak dilereng gunung Lawu menjadi peneduh hati siapa saja yang melihatnya.

1. Keraton :
Kota Solo diketuai oleh seorang Raja yaitu PB VII (Paku Buwono 7) yang telah wafat Juni 2004 lalu. Di bulan September ini tentunya akan dipilih seorang pengganti untuk menduduki tahta Keraton Solo. Dimana calon pengganti ada 2 orang yaitu Pangeran Tedjowulan dan Pangeran Hangabehi.Sasana Pustaka atau Perpustakaan Karaton Surakarta, sekarang sudah berusia 79 tahun. Perpustakaan tersebut didirikan atas inisiatif Sampeyan dalem Ingkang Sinuhun Ingkang Minulya Saha Ingkang Wicaksana Kanjeng Susuhunan Pakoe Boewono X, dengan tujuan sebagai tempat menyimpan buku-buku, kitab-kitab Al-Qur'an dan lain-lain. Sasana Pustaka terletak di dalam Karaton Surakarta, menempati ruangan 2 (dua) lantai di sebelah Selatan Sasana Handrawina. Perpustakaan ini dibuka dan diresmikan pada hari Senin Pahing, tanggal 20 bulan Rabiulakhir tahun Jimakir 1850, Wuku Warigalung ke-7 Mangsa Palguna (7) Windu Kunthara, Lambang Kulawu Masih Kurup Arbangiah Izrahnabi 1338 atau 12 Januari 1920 oleh Susuhunan Pakoe Boewono X. Sasana Pustaka terbuka untuk umum dengan syarat membawa surat pengantar dari instansi, lembaga atau surat permohonan pribadi, dengan menyebutkan tujuan dan keperluan mengunjungi perpustakaan. Perpustakaan Karaton ini menyimpan buku-buku Babad tentang Raja-Raja Surakarta dan Dinasti Mataram, Sejarah Karaton dan pengetahuan tentang kebudayaan Karaton serta informasi lainnya. Hampir semua buku-buku di Sasana Pustaka ditulis dengan huruf dan bahasa Jawa. Di sini juga tersimpan koleksi surat kabar kuno, seperti Bromartani, beberapa buku kuno yang telah disampul khusus berkat bantuan Japan Foundation dan Ford Foundation yang diletakkan dalam ruangan khusus ber-AC.

2. Sriwedari :
Sriwedari, lebih dikenal dengan nama THR ( Taman Hiburan Rakyat) terletak di pusat kota di Jalan Slamet Riyadi, Surakarta. Tempat Hiburan ini merupakan tempat diadakannya acara konser, seringkali konser dangdut, seperti halnya pentas musik dangdut juga digelar pentas musik campursari yang menampilkan Orkes Keroncong Campursari.Selain untuk konser dangdut, juga seringkali digunakan untuk pagelaran wayang orang atau wayang kulit seperti halnya Kelompok kesenian wayang orang (WO).
3. Pasar Klewer :
Pasar Klewer merupakan pusat pasar dimana sebagian besar aktivitas warga Solo berpusat disana. Dari pakaian atau tekstil yang mendominasi, makanan, sampai ke pernak pernik perhiasan dijual disana. Letaknya berdekatan dengan Keraton Solo dan alun-alun, sehingga hampir setiap hari daerah ini tak pernah sepi dari hiruk pikuknya jalan. Semenjak dibangun pada 1970, perkembangan Pasar Klewer Solo Melesat kemudian menjadi pasar tekstil yang besar. Bahkan, mungkin salah satu yang terbesar di Indonesia.Keterkenalan Klewer sebagai pusat perdagangan tekstil juga turut mendukung dunia pariwisata di Kota Solo. Terbukti, sampai sekarang pasar tersebut sering dijadikan alternatif untuk kunjungan para wisatawan.
4. Museum Radya Pustaka :
Museum Radya Pustaka ditemukan pada tanggal 28 October 1890. Berisi koleksi Wayang Kulit, topeng, gamelan, serta koleksi lainnya. Dibangun tahun 1866 oleh Mangkunegara II, juga berisi koleksi kesenian yang tentunya sangatlah berharga dari Zaman Kerajaan Majapahit dan Mataram.



5. Jurug :
Taman Satwa Taru Jurug (TSTW) atau lebih dikenal Taman Jurug terletak di pinggir kota Solo dekat Sungai Bengawan Solo, di tempat ini pun selain banyak dikunjungi orang yang ingin berwisata melihat satwa juga seringkali dipakai untuk merayakan acara adat Solo, seperti misalnya acara Syawalan yang puncaknya ditandai dengan Larunng Ageng Gethek Joko Tingkir, acaranya selalu meriah. Ribuan warga Solo dan sekitarnya memadati TSTJ dan seputaran Sungai Bengawan Solo. Tempat pelarungan. Prosesi yang menceritakan tentang kisah perjalanan Joko Tingkir menuju Demak itu dilakukan di aliran Bengawan Solo, mulai dari Pesanggrahan Langenharjo Grogol, Sukoharjo menuju Butuh Sragen, dengan berhenti dahulu di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo. Pelaksanaan prosesi budaya tersebut mendapat animo sangat besar dari masyarakat Solo. Ini terlihat dari ribuan anggota masyarakat yang berjubel di sepanjang aliran Bengawan Solo yang dilewati oleh arak-arakan prosesi tersebut.
6. Tawangmangu :
Tawangmangu, merupakan tempat wisata daerah pegunungan di kota Solo yang letaknya dekat di lereng Gunung Lawu. Seperti tempat wisata Kaliurang di Yogyakarta, tawangmangu memiliki udara yang dingin, berada pada tempat yang tinggi sehingga sering berkabut, sekitar 1 jam perjalanan dari Solo menuju Tawangmangu, atau sekitar 50 kilometer kearah timur, akan bayak ditemui pemandangan alam yaitu area persawahan yang hijau membentang, juga banyak jurang - jurang yang cukup curam bilamana kita sudah memasuki area Tawangmangu ini. Diwarnai dengan banyaknya penginapan berupa villa atau wisma, ada yang disewakan juga ada yang milik pribadi, serta rumah makan, restoran, atau pedagang sate keliling yang menjadi makanan favorit di tawangmangu ini. Di Tawangmangu sendiri ada tempat wisata yaitu Grojogan Sewudengan tinggi air terjun sekitar 1000m, memang kita diharuskan membayar sejumlah retribusi karcis masuk, namun itu tidak sebanding dengan keindahan alam yang disajikannya, disana kita diharuskan berjalan menuruni undak - undakan atau tangga batu dengan jarak kecil - kecil, disekelilingnya merupakan aneka pepohonan yang mungkin sudah sangat tua usianya, seperti pohon ringin, pohon jati yang sangat rindang, tapi hati - hatilah dengan penghuni disana, yaitu ratusan monyet yang kadang cukup nakal untuk menggangu para turis dengan merampas barang bawaan mereka. Maka sesampainya di Grojogan Sewu, kita dapat menikmati pemandangan alam yang sangatlah indah disana, kita dapat bermain air, berbasah - basah sesuka hati. Jika kita kearah timur sekitar 45 menit dari Tawangmangu, kita akan menjumpai danau Sarangan, pemandangannya juga tidak kalah indahnya, kita dapat membeli makanan jadah bakar yang sangat lezat disana, sembari menaiki kapal boat untuk berkeliling disekitar danau Sarangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar